KASDIM 0728/WNG HADIRI SARASEHAN
PENANGANAN GANGGUAN KONFLIK SOSIAL
Bertempat di ruang Kayangan Setda Kabupaten Wonogiri
pukul 10.20 wib s/d 12.30 Wib, berlangsung acara sarasehan penanganan gangguan
konflik sosial, yang diselenggarakan oleh kantor Kesbangpol Kabupaten Wonogiri (24/11/16)
Hadir sekitar 100 orang, diantaranya Kepala Kesbangpol Kab.
Wonogiri Sulardi, Dandim 0728/Wonogiri yang diwakili Kasdim Mayor Inf Handoko
Setyo Budi, Dosen Univet Bantara Sukoharjo Drs Suyahman, Perwakilan Babinsa jajaran
Kodim 0728/Wonogiri dan Babinkamtibmas jajaran Polres Wonogiri, Tokoh Agama serta
Tokoh Masyarakat Wonogiri.
Kepala Kesbangpol Kab. Wonogiri Sulardi dalam sambutannya menyampaikan bahwa
sarasehan penanganan gangguan konflik sosial saat ini
dengan tema "Bhineka Tunggal Ika Sebagai Perekat Bangsa", untuk
wilayah Kabupaten Wonogiri menempati peringkat kedua dalam kasus kekerasan
seksual terhadap anak. Sedikit banyak di rumah-rumah dan di tempat lain yang
memungkinkan terjadinya kekerasan terhadap anak mohon sedapat mungkin para
aparat Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Babinkambtibmas bisa mencegahnya. Pada
waktu lalu pada saat HUT kemerdekaan RI masih terdapat warga di sekitar kota Wonogiri
yang tidak mengibarkan bendera merah putih hal ini menunjukan rasa nasionalisme
sudah luntur, juga ada yang memasang bendera merah putih tetapi tidak sesuai
penempatanya, sehingga hal ini menjadi PR bersama antara Pemda dan aparat
Babinsa serta Babinkamtibmas untuk membenahi dan membina dalam meningkatkan kesadaran
masyarakat di wilayah binaannya.
Kemudian Drs Suyahman (Dosen Univet Bantara) dalam
sambutannya menyampaikan “Bahwa lunturnya nilai-nilai nasionalisme pada saat
ini, karna pada orde baru sudah meninggalkan materi-materi seperti P3 dan hal
ini perlu menjadi perhatian para aparat yang berkaitan untuk berkomitmen
membangun wawasan kebangsaan pada anak-anak penerus bangsa saat ini. Banyaknya
generasi muda yang berperilaku tidak sesuai dengan butir-butir Pancasila lebih
di pengaruhi oleh faktor alat elektronik, media massa dan media yang
menampilkan tayangan-tayangan kekerasan dan kehidupan yang menyimpang dari
norma-norma. Seiring perkembangan tehnologi pada saat ini kita harus bekerja
ekstra keras dalam mempertahankan nilai-nilai moral dan menumbuhkan rasa nasionalisme
dan saat ini kita memerlukan pemimpin-pemimpin yang demokratis sehingga dalam
mengambil kebijakan dan keputusan dapat berpihak untuk kemakmuran bersama
raktyat. Dalam kesimpulannya bahwa terjadinya kerusakan jati diri masyarakat
bangsa Indonesia di sebabkan berbagai faktor diantaranya kesenjangan sosial, dominasi kelompok tertentu
yang menjadi pejabat, masih kurangnya sosialisasi tentang bela negara dan
perhatian segenap aparat terkait serta masyarakat terhadap anak-anaknya yang
masih kurang”. (Pendim 0728/Wng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar