FORKOPIMDA IKUTI UPACARA
HARI SANTRI NASIONAL
Wonogiri,
bertempat di alun-alun Giri Krida Bakti Kabupaten Wonogiri telah dilaksanakan
Upacara Hari Santri Nasional dengan mengambil tema Bersama Santri Damailah
Negeri, dengan Inspektur Upacara Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Senin(22/10).
Hadir
dalam upacara Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Dandim 0728/Wonogiri Letkol Inf M.
Heri Amrulloh S. Sos. MH., Kapolres AKBP Robertho Pardede S.I.K.,M.I.K., Kajari
Dody Budi Kelana SH., Kepala Pengadilan Negeri Muh. Istiadi SH. MH., Wakil
Bupati Edi Santoso, Sekda Drs. Suharno, M.Pd., Ketua DPRD Setyo Sukarno,
Pimpinan Ponpes Mambaul Hikmah KH Abdul Azis Mahfuf.
Amanat
Menteri Agama yang dibacakan oleh Bupati Wonogiri menyampaikan Keputusan
Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri merupakan babak baru dalam
sejarah umat Islam Indonesia. Mulai hari itu, kita dengan suka cita
memperingati Hari Santri yang merupakan wujud relasi harmoni antara pemerintah
dan umat Islam, khususnya bagi kalangan kaum santri. Selama ini kalender pemerintah
yang menggunakan hitungan Masehi selalu mencantumkan tanggal merah ketika
bertepatan dengan 1 Hijriyah sebagai Tahun Baru Islam. Tanggal itu memperingati
peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW yang mempertemukan dua kelompok umat Islam,
kaum Muhajirin dari Mekkah dan kaum Anshar sebagai penghuni Madinah. Penduduk
Madinah atau kaum Anshar tidak mempersoalkan momentum itu disebut Hijriyah yang
identik dengan kaum Muhajirin. Justru sebaliknya, momentum itu membuahkan
persaudaraan dan persahabatan yang sangat bersejarah bagi umat Islam, sehingga
kedua pihak saling berkontribusi membangun masyarakat madani yang kemudian
menjadi contoh ideal peradaban dunia. Belajar dari sejarah itulah, pemerintah
sudah sepatutnya memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara
nyata memberikan andil besar bagi terbentuk dan terjaganya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, peringatan Hari Santri harus
dimaknai sebagai upaya memperkokoh segenap umat beragama agar saling
berkontribusi mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermartabat,
berkemajuan,berkesejahteraan, berkemakmuran, dan berkeadilan.
Kalangan
pesantren dalam hal ini adalah para kiai, santri dan elemen umat Islam yang
belajar kepada orang-orang pesantren diharapkan oleh segenap bangsa Indonesia
untuk mencurahkan energinya dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan
masyarakat di tengah situasi saat ini yang penuh dengan berbagai fitnah.
Berkaca pada sejarah, Hari Santri merujuk pada keluarnya Resolusi Jihad pada 22
Oktober 1945 yang memantik terjadinya peristiwa heroik 10 November 1945 di
Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Resolusi Jihad adalah
seruan ulama-santri yang mewajibkan setiap muslim Indonesia untuk membela
kedaulatan Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada
kenyataannya, Resolusi Jihad itu telah melebur sekat-sekat antara kelompok
agamis, nasionalis, sosialis, dan seterusnya di kalangan bangsa Indonesia yang
beragam latar belakang. Resolusi Jihad telah menyeimbangkan spiritualitas individu
yang bersifat vertikal (hablun minallah) dengan kepentingan bersama yang
bersifat horizontal (hablun minannas) melalui fatwa ulama yang mendudukkan
nasionalisme sebagai bagian dari sikap religius.
Saudara-saudara
peserta upacara yang berbahagia, Melalui upacara bendera Hari Santri kali ini,
saya ingin menyampaikan bahwa Kementerian Agama pada peringatan tahun 2018 ini
mengusung tema “Bersama Santri Damailah Negeri”. Isu perdamaian diangkat
sebagai respon atas kondisi bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi
berbagai persoalan, seperti maraknya hoaks, ujaran kebencian, polarisasi
simpatisan politik, propaganda kekerasan, hingga terorisme. Hari Santri tahun
ini merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai ‘pionir
perdamaian’ yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia. Dengan
karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah
air, diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan
hidup damai serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keragaman
masyarakat. Marilah kita tebarkan kedamaian, kapanpun, dimanapun, kepada
siapapun. Selamat Hari Santri 22 Oktober 2018 Bersama Santri Damailah Negeri,
(Pendim 0728/Wng).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar