PASITER SEBAGAI
NARASUMBER DALAM PENGUATAN DAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA
Wonogiri,
bertempat di Wisma Giri Dispora Kabupaten Wonogiri telah dilaksanakan kegiatan
Penguatan dan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Kabupaten Wonogiri tahun anggaran
2018 dengan mengambil tema "Pancasila Perekat Persatuan dan
Kesatuan", Selasa(8/5).
Hadir
dalam kegiatan Komandan Kodim 0728/Wonogiri yang sedang melaksanakan dinas
diwakilkan kepada Pasiter Kapten Inf Agus Priyanto, Kasubag Tata Usaha Drs.
Bambang Trimarsono M.Si., Kasi Ideologi Dan Wawasan Kebangsaan Untung Subagyo,
S. IP., Pranata Humas Kemenag H.Musryidi Sag. M.Si., murid SMA, SMK, MAN
berjumlah 80 orang.
Laporan
Panitia Penyelenggara Kasi Ideologi Dan Wawasan Kebangsaan Untung Subagyo, S.
IP. Pancasila
adalah ideologi bangsa dan dasar negara republik indonesia yang bersumber dari
rumusan nilai-nilai luhur budaya bangsa nilai universal serta ajaran agama,
oleh karena keberadaannya yang begitu penting maka pancasila secara konsisten
menjadi acuan dalam berfikir, bertutur, bersikap dan bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka diperlukan kegiatan
Penguatan dan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila di Kabupaten Wonogiri.
Maksud
dan tujuan adalah untuk memberikan pemahaman jiwa dan semangat kebangsaan
sesuai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi dan
dasar negara. Memupuk dan meningkatkan semangat nasionalisme, patriotisme, rasa
cinta tanah air serta bangga menjadi bangsa Indonesia yang selalu menjunjung tinggi
nilai-nilai Pancasila dalam setiap kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
Sambutan
Ka Kesbangpol yang disampaikan oleh Kasubag Tata Usaha Drs. Bambang Trimarsono
M.Si menyampaikan Pancasila yang dilahirkan pada tanggal 1 Juni 1945 sengaja
digali dan ditanamkan oleh pendiri bangsa jauh sebelum negara kita merdeka, hal
itu dimaksudkan agar Pancasila dapat menjadi pondasi yang kokoh bagi tegak dan
berdirinya negara Kesatuan Republik Indonesia yang secara kodrati di dalamnya
bermukim berbagai ciri ke Bhinnekaan paham keagamaan, pandangan politik,
kehidupan sosial, adat istiadat dan tradisi serta budaya. Dalam perjalanannya
Pancasila sebagai Ideologi negara mengalami ujian serius, pada masa orde lama
telah menerapkan Demokrasi Terpimpin yang kemudian memaksa akan hadirnya
Nasakomisme. Selanjutnya pada tahun 1965 secara mengejutkan muncul gerakan
makar terhadap pemerintahan yang sah oleh G30S/ PKI pemaksaan pemahaman tentang
Pancasila, sesuai dengan kehendak penguasa orde baru menjadikan Pancasila hanya
dilihat sebagai alat politik sehingga setelah runtuhnya orde baru oleh
gelombang reformasi dengan sendirinya Pancasila mulai dilupakan.
Di
era reformasi, seiring dengan perkembangan zaman yang terus bergerak maju dan
modern dewasa ini, semakin banyak pula warga bangsa kita yang kurang memahami
dan peduli terhadap nilai-nilai luhur Pancasila, apalagi mengaktualisasikan dan
mengamalkan di dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat berbangsa dan
bernegara. Fenomena kemajuan dan modernitas memang menjanjikan berbagai
kemudahan hidup, namun seiring dengan itu beragam perilaku kelompok-kelompok
masyarakat yang merefleksikan keterasingan dan kekosongan jiwa semakin nampak
jelas ke permukaan era kebebasan dan HAM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar