Sponsor

Selamat Datang di KODIM 0728/Wonogiri.

Selasa, 29 November 2016

Sarasehan Gangguan Konflik



KASDIM 0728/WNG HADIRI SARASEHAN
PENANGANAN GANGGUAN KONFLIK SOSIAL

Bertempat di ruang Kayangan Setda Kabupaten Wonogiri pukul 10.20 wib s/d 12.30 Wib, berlangsung acara sarasehan penanganan gangguan konflik sosial, yang diselenggarakan oleh kantor Kesbangpol Kabupaten Wonogiri (24/11/16)

Hadir sekitar 100 orang, diantaranya Kepala Kesbangpol Kab. Wonogiri Sulardi, Dandim 0728/Wonogiri yang diwakili Kasdim Mayor Inf Handoko Setyo Budi, Dosen Univet Bantara Sukoharjo Drs Suyahman, Perwakilan Babinsa jajaran Kodim 0728/Wonogiri dan Babinkamtibmas jajaran Polres Wonogiri, Tokoh Agama serta Tokoh Masyarakat Wonogiri.

Kepala   Kesbangpol  Kab. Wonogiri  Sulardi  dalam  sambutannya   menyampaikan  bahwa
sarasehan penanganan gangguan konflik sosial saat ini dengan tema "Bhineka Tunggal Ika Sebagai Perekat Bangsa", untuk wilayah Kabupaten Wonogiri menempati peringkat kedua dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak. Sedikit banyak di rumah-rumah dan di tempat lain yang memungkinkan terjadinya kekerasan terhadap anak mohon sedapat mungkin para aparat Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Babinkambtibmas bisa mencegahnya. Pada waktu lalu pada saat HUT kemerdekaan RI masih terdapat warga di sekitar kota Wonogiri yang tidak mengibarkan bendera merah putih hal ini menunjukan rasa nasionalisme sudah luntur, juga ada yang memasang bendera merah putih tetapi tidak sesuai penempatanya, sehingga hal ini menjadi PR bersama antara Pemda dan aparat Babinsa serta Babinkamtibmas untuk membenahi dan membina dalam meningkatkan kesadaran masyarakat di wilayah binaannya.

Kemudian Drs Suyahman (Dosen Univet Bantara) dalam sambutannya menyampaikan “Bahwa lunturnya nilai-nilai nasionalisme pada saat ini, karna pada orde baru sudah meninggalkan materi-materi seperti P3 dan hal ini perlu menjadi perhatian para aparat yang berkaitan untuk berkomitmen membangun wawasan kebangsaan pada anak-anak penerus bangsa saat ini. Banyaknya generasi muda yang berperilaku tidak sesuai dengan butir-butir Pancasila lebih di pengaruhi oleh faktor alat elektronik, media massa dan media yang menampilkan tayangan-tayangan kekerasan dan kehidupan yang menyimpang dari norma-norma. Seiring perkembangan tehnologi pada saat ini kita harus bekerja ekstra keras dalam mempertahankan nilai-nilai moral dan menumbuhkan rasa nasionalisme dan saat ini kita memerlukan pemimpin-pemimpin yang demokratis sehingga dalam mengambil kebijakan dan keputusan dapat berpihak untuk kemakmuran bersama raktyat. Dalam kesimpulannya bahwa terjadinya kerusakan jati diri masyarakat bangsa Indonesia di sebabkan berbagai faktor diantaranya  kesenjangan sosial, dominasi kelompok tertentu yang menjadi pejabat, masih kurangnya sosialisasi tentang bela negara dan perhatian segenap aparat terkait serta masyarakat terhadap anak-anaknya yang masih kurang”. (Pendim 0728/Wng)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar