INI YANG DISAMPAIKAN
KASDIM 0728/WONOGIRI SAAT MENJADI NARA SUMBER DALAM DIALOG LINTAS BERAGAMA
Wonogiri,
Rabu(28/11) Masalah radikalisme dan terorisme saat ini memang sudah marak
terjadi di mana-mana, termasuk di Indonesia sendiri. Pengaruh radikalisme yang
merupakan suatu pemahaman baru yang dibuat-buat oleh pihak tertentu mengenai
suatu hal, seperti agama, sosial, dan politik, seakan menjadi semakin rumit
karena berbaur dengan tindak terorisme yang cenderung melibatkan tindak
kekerasan. Berbagai tindakan teror yang tak jarang memakan korban jiwa seakan
menjadi cara dan senjata utama bagi para pelaku radikal dalam menyampaikan
pemahaman mereka dalam upaya untuk mencapai sebuah perubahan.
Kasdim
0728/Wonogiri Mayor Inf Nurul S.Ag. M.Pd saat menjadi nara sumber dengan tema
" Strategi Menangkal Radikalisme dan Terorisme " dalam kegiatan
Dialog Lintas Agama Dengan Berbagai Kalangan Masyarakat Dan Profesi Tingkat
Kecamatan Kabupaten Wonogiri Tahun 2018 menyampaikan bahwa Radikalisme
merupakan embrio lahirnya terorisme. Radikalisme merupakan suatu sikap yang
mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan dan
aksi-aksi yang ekstrem. Ada beberapa ciri yang bisa dikenali dari sikap dan
paham radikal antara lain intoleran (tidak mau menghargai pendapat dan
keyakinan orang lain), fanatik (selalu merasa benar sendiri, menganggap orang
lain salah), eksklusif (membedakan diri dari umat Islam umumnya) dan
revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan).
Salah
satu cara untuk menangkal melalui kontra radikalisasi yakni upaya penanaman
nilai-nilai ke-Indonesiaan serta nilai-nilai non-kekerasan. Dalam prosesnya
strategi ini dilakukan melalui pendidikan baik formal maupun non formal. Kontra
radikalisasi diarahkan masyarakat umum melalui kerjasama dengan tokoh agama,
tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda dan stakehorlder
lain dalam memberikan nilai-nilai kebangsaan.
Strategi
kedua adalah deradikalisasi. Bidang deradikalisasi ditujukan pada kelompok
simpatisan, pendukung, inti dan militan yang dilakukan baik di dalam maupun di
luar lapas. Tujuan dari deradikalisasi agar kelompok inti, militan simpatisan
dan pendukung meninggalkan cara-cara kekerasan dan teror dalam memperjuangkan
misinya serta memoderasi paham-paham radikal mereka sejalan dengan semangat
kelompok Islam moderat dan cocok dengan misi-misi kebangsaan yang memperkuat
NKRI.
Langkah-langkah
untuk mencegah faham radikalisme dan terorisme antara lain dengan lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, perkaya wawasan keagamaan yang
moderat, terbuka dan toleran. tanamkan jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap
NKRI. Bentengi keyakinan diri dengan selalu waspada terhadap provokasi, hasutan
dan pola rekruitmen teroris baik di lingkungan masyarakat maupun dunia maya.
Di
akhir penyampaian, Kasdim menambahkan Indonesia adalah negara yang menganut
azas Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. NKRI harus dipertahankan,
Indonesia akan aman dan damai bukan hanya tanggung jawab TNI-Polri saja tapi
menjadi tanggung jawab seluruh komponen masyarakat.
Selain
Kasdim 0728/Wonogiri turut menjadi nara sumber yaitu Kasat Binmas Polres AKP
Surono, KaKemenag Subadi M.Si., Ketua FKUB H. Sutopo Broto dan dihadiri oleh
tokoh-tokoh agama di setiap Kecamatan se-Kabupaten Wonogiri, (Pendim 0728/Wng).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar