Sponsor

Selamat Datang di KODIM 0728/Wonogiri.

Selasa, 17 April 2018

Kodim 0728/Wonogiri Gelar Upacara 17 an Bulan April


KODIM 0728/WONOGIRI GELAR UPACARA 17 AN BULAN APRIL

Wonogiri, Kodim 0728/Wonogiri menggelar Upacara pengibaran Bendera Merah Putih 17an di Bulan April 2018 yang digelar di Lapangan Makodim Jln, Jenderal Sudirman No. 226 Giritirto Wonogiri secara khidmat, Selasa(17/4).

Upacara Diikuti oleh Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS Kodim 0728/Wonogiri beserta Kanminvetcad IV/34 Wonogiri. Dalam Kesempatan ini bertindak sebagai Inspektur Upacara Komandan Kodim 0728/Wonogiri Letkol Inf M. Heri Amrulloh S.Sos., MH, Komandan Upacara dipercayakan kepada Danramil 22/Slogohimo Kapten Inf Suyanto serta Perwira Upacara Pasipers Kapten Inf Joko Susilo, untuk pengibar Bendera Merah Putih serta Pembaca UUD-45, Pengucap Sapta Marga anggota Koramil-22/Slogohimo juga Pembaca Panca Prasetya Korpri PNS Jumadi.

 
Selaku Inspektur Upacara Dandim 0728/Wonogiri membacakan amanat Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto, S.I.P, Dunia selalu berkembang dan berubah seiring dengan kemajuan yang dicapai oleh umat manusia Perubahan dan perkembangan tersebut dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia. Perkembangan yang cepat membuat tantangan tugas bagi TNI semakin kompleks dan menuntut kemampuan beradaptasi dan inovasi.

Karena itu kita harus senantiasa memperhatikan perkembangan lingkungan, baik nasional, regional maupun global, guna memahami segala hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan tugas. .Dalam kaitan tersebut saya perintahkan kepada seluruh unsur pimpinan di jajaran TNI untuk senantiasa membaca situasi berikut segala kecenderungan perkembangannya Hal ini diperlukan agar kita dapat meningkatkan pemikiran prediktif, langkah antisipatif dan upaya konstruktif dalam rangka melaksanakan tugas pokok TNI, serta meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas Prajurit dan PNS TNI dalam kerangka mendukung pembangunan nasional. Salah satu tantangan yang akan kita hadapi dalam waktu dekat adalah Pilkada serentak di 171 daerah di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun ini pula rangkaian Pemilu 2019 akan dimulai. Pesta demokrasi tersebut biasanya akan diiringi dengan meningkatnya suhu politik di tanah air.

Kerawanan akan timbul bila hal itu dibarengi dengan berbagai tindakan kontra produktif seperti kampanye hitam dan provokasi serta pengerahan massa yang anarkis Untuk itu, saya minta kepada seluruh prajurit dan PNS TNI untuk tidak bersikap reaktiF terhadap segala isu yang berkembang dan tetap fokus pada tugas yang diembankan kepada kita sekalian. Prajurit dan PNS TNI harus dapat membawa kesejukan di tengah-tengah masyarakat dengan tidak turut meneruskan atau menyebarkan isu-isu tidak jelas yang dibuat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Apabila masyarakat meminta konfirmasi, sampaikan penjelasan yang tidak memperkeruh suasana. Jelaskan bahwa dewasa ini masyarakat harus lebih dewasa dalam bersikap di media sosial, karena kegaduhan yang timbul justru akan merugikan masyarakat sendiri.

Prajurit TNI juga harus menjaga netralitasnya. Hal ini tidak henti-hentinya saya tekankan karena TNI adalah institusi strategis yang memiliki jangkauan sampai kepelosok nusantara dan mendapat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat. Karenanya tugas TNI untuk mengamankan dan menjamin suksesnya pesta demokrasi tidak boleh dirusak oleh sikap yang tidak netral. Keikutsertaan beberapa purnawirawan TNI dalam Pilkada tidak boleh mempengaruh netralitas prajurit TNI. Partisipasi para purnawirawan tersebut memang menunjukkan adanya penghargaan masyarakat terhadap purnawirawan, sekaligus wujud partisipasi aktif dalam politik setelah kembali ke tengah-tengah masyarakat. Namun partisipasi tersebut tidak boleh menyeret TNI ke kancah politik praktis. 

 
Bila kita cermati bersama perkembangan di berbagai belahan dunia, terlihat bahwa spektrum ancaman dan perang serta teknologi yang digunakan telah semakin kompleks. Negara-negara yang terlibat tidak lagi hanya terpaku pada satu spektrum ancaman tetapi sudah menghadapi berbagai bentuk ancaman pada saat yang bersamaan. Saat terlibat perang di Timur Tengah dengan menggunakan segenap alutsista canggih yang memanfaatkan network centric warfare, negara-negara itu masih harus menghadapi ancaman lain, termasuk di dalam negeri. Isu-isu rasial, separatis, kesenjangan sosial, perbatasan, serangan siber, bahkan perang dagang berupa pengenaan tarif tertentu terhadap produk negara lain harus dapat ditangani secara bersamaan.

Tanpa adanya ketahanan nasional yang kuat, bukan hal yang mustahil ancaman bertubi-tubi semacam itu dapat merongrong stabilitas suatu negara yang pada akhirnya membahayakan kedaulatan dan keutuhan negara yang bersangkutan Tanpa komponen-komponen bangsa yang solid, ancaman bertubi-tubi semacam itu akan mengganggu stabilitas negara dan pada akhirnya menggoyahkan kemampuan negara itu untuk berdiri tegak. Indonesia beruntung tidak menghadapi kondisi semacam itu. Namun bukan berarti kemudian kita dapat berpangku tangan karena tanpa kesiapan secara dini, akan sudah sangat terlambat untuk berbenah bila ancaman itu tiba. Indonesia adalah negeri yang sangat kaya dengan berbagai sumber daya alamnya. Sumber daya manusia yang kita miliki juga sangat besar sehingga memiliki potensi tidak terhingga untuk dimanfaatkan dalam menciptakan kesejahteraa Potensi-potensi tersebut sudah pasti menjadi daya tarik tersendiri bagi negara-negara lain untuk kepentingannya sendiri.

Satu hal yang dapat mendukung ketahanan nasional yang kuat adalah soliditas dan kekompakan segenap komponen bangsa dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. TNI selaku bagian dari komponen itu perlu membina soliditas, sinergi, dan kekompakan, dari tingkat pusat sampai daerah. Ego sektoral dan premordialisme sempit harus dibuang jauh-jauh karena hanya dengan bersatu, bergerak bersama-sama maka Indonesia akan dapat menjawab dan menghadapi setiap potensi yang mengancam kedaulatan, keutuhan, maupun keselamatan bangsa dan negara. 

Selain itu perlu kembali kita sadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan ini telah disadari oleh para pendahulu dan pendiri bangsa sehingga menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan kita. Sejak awal para pendiri negara ini telah menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan kesukuan, agama, dan golongan. Kesadaran itu harus terus kita pegang dan pedomani agar bangsa yang kaya dengan sumber daya alam ini dapat menjadi bangsa yang besar, maju, dan disegani bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Kesadaran untuk menghormati dan menghargai perbedaan serta menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan Negara sebagai kepentingan yang lebih besar akan selalu menjadi simpul strategis pemersatu bangsa.

 
Setiap prajurit dan PNS TNI adalah bagian dari komponen bangsa itu yang memegang peran sebagai bagian dari organisasi TNI serta anggota masyarakat, Karena itu laksanakanlah tugas dengan sebaik-baiknya karena tugas adalah kehormatan. Sesederhana apapun tugas dan peran itu sesungguhnya tidak lagi sederhana karena merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari peran TNI. Tunaikanlah apa yang menjadi tanggung jawab masing-masing dengan tulus dan ikhlas karena pada hakikatnya hal tersebut adalah ibadah.

Sebagai bagian dari masyarakat, prajurit dan PNS TNI harus menjadi komponen yang menyatu tak terpisahkan, bersifat membangun membawa nilai positif, dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Yakinlah apa yang saudara-saudara laksanakan akan membawa kebaikan kepada diri sendiri, keluarga, bangsa, dan negara. Akhirnya, marilah kita berserah diri seraya memanjatkan doa, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan kepada kita sekalian, dalam melanjutkan tugas dan pengabdian bangsa dan negara Indonesia tercinta. (Pendim 0728/Wng).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar