Sponsor

Selamat Datang di KODIM 0728/Wonogiri.

Selasa, 17 April 2018

Forkopincam Pracimantoro Hadiri Perinatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad S.A.W 1438 H


FORKOPINCAM PRACIMANTORO HADIRI PERINGATAN ISRA MI'RAJ NABI MUHAMMAD S.A.W 1438H

Wonogiri Bertempat di Balai Dusun Ngulu Wetan Desa Pracimantoro Kec. Pracimantoro telah dilaksanakan Pengajian Akbar dalam rangka memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1438 H dengan penceramah (KH. Ahmad Said Asrori) Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Magelang Jawa Tengah dengan tema “Setetes Hikmah Sebuah Perjalanan Sang Agung” sebagai ketua panitia (M. Langgeng Febrian .C.W) yang dihadiri ± 1200 jamaah. Senin (16/4).

Hadir dalam kegiatan tersebut KH. Ahmad Said Asrori, Anggota DPRD Kab. Wonogiri Fraksi PDIP (Novri Rusmono), Sekcam Pracimantoro (Sumanto), Ketua NU Pracimantoro (Maryono), Polsek Pracimantoro (Ipda Sunardi), Koramil 13/Pracimantoro (Pelda Sukirman dan Kopda Sugiharto), Ketua Panitia (M. Langgeng Febrian.C.W), Kepala Desa Pracimantoro (Subagyana), Kepala Dusun Ngulu Wetan (Taufik Nur Faizin).

KH. Ahmad Said Asrori dalam ceramahnya menyampaikan Puji Syukur atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kita dapat bertemu di Balai Dusun Ngulu Wetang Pracimantoro. Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW seringkali di kalangan masyarakat kita dalam mendefinisikan Isra dan Mi’raj, mereka menggabungkan Isra Mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda dan untuk meluruskan hal tersebut, pada kesempatan ini saya bermaksud mengupas tuntas pengertian Isra dan Mi’raj.

 
Sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW serta hikmah dari perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW, Pengertian atau Definisi Isra dan Mi’raj : Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihiwa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan Shalat lima waktu sehari semalam. 

Isra’ dan Mi’raj merupakan dua cerita perjalanan yang berbeda. Isra’ merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem. Sedangkan Mi’raj merupakan kisah perjalanan Nabi dari bumi naik ke langit ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) untuk menerimah perintah di Hadirat Allah SWT. 

Namun karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan maka disebutlah peristiwa Isra’ Mi’raj. Selama perjalanan Nabi ditemani Malaikat Jibril dengan menunggangi Buraq.Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi dalam waktu singkat, yaitu hanya dalam satu malam.

Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian dan inilah yang popular. 

Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.

 
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan Shalat lima waktu;dan Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah Shalat lima waktu diwajibkan dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.(Pendim 0728/Wng).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar