KODIM 0728/WONOGIRI GELAR UPACARA 17
AGUSTUS 2016
Rabu
(17/8/16) Kodim 0728/Wonogiri selenggarakan Upacara Bendera Peringatan Hari
Ulang Tahun Republik Indonesia Ke-71 yang digelar di halaman Makodim
0728/Wonogiri.
Komandan
Kodim 0728/Wonogiri Letkol Inf Basuki Sepriadi yang melaksanakan dinas
pendidikan yang diwakilkan Kepala Staf Kodim 0728/Wonogiri Mayor Inf Handoko
Setyo Budi,S.E bertindak langsung sebagai Inspektur Upacara pada Hari Ulang
Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71, adapun Komandan Upacara Kapten Inf
Hengki Nurcahyadi (Pasiter), Perwira Upacara Kapten Cba Basuki S.IP
(Pasipers) Kodim 0728/Wonogiri, Pembaca
UUD 45 Lettu Inf Budi Waluyo (Pasilog) dan pembaca do’a Serka Suwardi,
sedangkan peserta Upacara terdiri dari seluruh personel Kodim 0728/Wonogiri dan
Kanminvetcad IV/34 Wonogiri yang terdiri dari para Perwira, Bintara ,Tamtama
dan PNS. Dalam sambutan tertulis Kepala Staf Angkatan Darat (Jendral TNI
Mulyono) yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Kepala Staf Kodim 0728/Wonogiri
Mayor Inf Handoko Setyo Budi,S.E menyampaikan, “Melalui peringatan Kemerdekaan
Negara kita yang ke-71, marilah hendaknya kita mengenang jasa para pahlawan dan
pendahulu kita, yang telah mengorbankan jiwa dan raga, berjuang merebut,
menegakkan serta mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saya
berharap semoga momentum ini dapat meningkatkan jiwa patriotisme dan
nasionalisme kita kepada tanah air tercinta.
Pada
kesempatan ini, saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada
seluruh prajurit dan PNS TNI AD dimanapun berada dan bertugas atas kinerja yang
telah ditunjukkan hingga saat ini, sehingga tugas-tugas TNI Angkatan Darat
dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara dapat berjalan dengan baik dan
membuahkan hasil yang positif. Mari kita gunakan momentum peringatan ke-71 Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia ini untuk merefleksi diri, melihat kembali apa
yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia selama 71 tahun perjalanannya sebagai
bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat. Kita tentu tidak bisa memungkiri
kenyataan bahwa dinamika sosial yang terjadi di sekitar kita, menunjukkan masih
banyaknya persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam menuju
cita-citanya sebagai Bangsa yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.
Walaupun
secara formal kita telah menjadi Negara yang berdaulat penuh sejak kemerdekaan
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, namun secara nyata, kita belum
sepenuhnya merasakan kedaulatan itu diberbagai bidang. Kita juga belum mampu
menjadi Bangsa yang mandiri, karena masih banyak kebutuhan dasar masyarakat
yang pemenuhannya harus bergantung pada impor dari Negara lain. Hal tersebut,
pada akhirnya berpengaruh pada semakin memudarnya kepribadian kita sebagai
Bangsa. Secara ideologis, berbagai upaya kemunculan kembali paham komunisme
serta radikalisme berbasiskan agama yang terjadi diberbagai wilayah tanah air,
menunjukkan bahwa Pancasila belum seutuhnya diterima sebagai satu-satunya
ideologi bangsa. Benih-benih separatisme juga belum sepenuhnya tercabut akarnya
dari bumi pertiwi dan masih berpotensi mengancam kedaulatan NKRI. Kita juga menghadapi kenyataan rentannya
persatuan dan kesatuan Bangsa akibat konflik politik diberbagai tingkatan yang
masih menjadi api dalam sekam. Kepentingan-kepentingan politik seringkali
menunggangi konflik sosial yang berlatarbelakang SARA, sehingga menjadi lebih
sulit untuk diatasi.
Disisi
yang lain, sebagai Negara agraris yang besar, kedaulatan pangan yang menjadi
salah satu fondasi ketahanan nasional dan pernah kita miliki dimasa lalu, masih
belum sepenuhnya bisa terwujud. Demikian pula halnya dengan
kedaulatan-kedaulatan dibidang lain yang menjadi penopang ketahanan nasional.
Dibidang pertahanan dan keamanan, kenyamanan hidup masyarakat masih sering
dihadapkan pada tingginya kriminalitas, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Narkoba masih menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kelangsungan
hidup bangsa, ditambah dengan ancaman terorisme serta radikalisme yang
sewaktu-waktu dapat muncul. Kita juga masih menghadapi persoalan klaim wilayah
kedaulatan Negara yang bersinggungan dengan Negara lain, baik perbatasan darat
maupun laut dan udara. Konflik Laut Cina Selatan merupakan salah satu persoalan
kedaulatan Negara yang harus diantisipasi oleh bangsa Indonesia, walaupun kita
tidak secara langsung menjadi pihak yang berkonflik didalamnya.
Kondisi
geografis Negara Indonesia juga menyimpan potensi bencana alam yang besar, yang
sewaktu-waktu dapat memporak porandakan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Semua
itu merupakan persoalan Bangsa yang tidak hanya cukup dipikir dan
diperdebatkan, melainkan membutuhkan kerja keras dan kerja yang nyata untuk
mengatasinya. Tanpa kerja keras dan kerja nyata yang dilandasi oleh kekuatan
komitmen untuk membangun dan menjaga kedaulatan Negara, mustahil kita akan
bangkit dari keterpurukan menjadi Negara yang maju dan hebat, serta
memperhitungkan dalam pergaulan internasional. Oleh karenanya, sangat tepat
tema yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada momentum peringatan ke-71 Hari
Kemerdekaan RI, yaitu “INDONESIA KERJA NYATA”
Secara
internal, kita patut bersyukur karena masyarakat masih menaruh kepercayaan yang
tinggi kepada TNI AD untuk membantu menyelesaikan berbagai persoalan yang
dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Kepercayaan tersebut tentu saja tidak muncul
dengan tiba-tiba, apalagi TNI AD sempat berada pada situasi yang terpuruk
diawal era reformasi. Tingginya kepercayaan dan harapan masyarakat kepada TNI
AD, tentu saja merupakan buah dari kerja keras dan kerja nyata seluruh Prajurit
dan PNS TNI AD dimanapun bertugas dan berada, tanpa mengenal pamrih dan tanpa
terpengaruh oleh dinamika sosial politik yang terjadi.
Berbagai
keberhasilan TNI AD dalam penugasan operasi, baik dalam kapasitasnya sebagai
tentara profesional maupun dalam tugas-tugas sosial kemasyarakatan menjadi
bukti tingginya kinerja Prajurit dan PNS TNI AD dalam pengabdiannya kepada
Bangsa dan Negara. Hal tersebut semakin mempertajam torehan citra positif TNI
AD ditengah-tengah masyarakat dan semakin meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
TNI AD adalah garda terdepan sekaligus benteng terakhir tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena
itu, pada peringatan ke-71 Hari Kemerdekaan RI ini, saya mengajak segenap
Prajurit dan PNS Angkatan Darat untuk menjaga momentum tersebut, memegang
komitmen untuk senantiasa bekerja keras dan bekerja nyata demi kepentingan
masyarakat, Bangsa dan Negara. Tingkatkan sinergitas dengan komponen Bangsa
lainnya yang dilandasi oleh tekad saling menghormati dan menghargai sesama
aparat keamanan. Soliditas dan sinergitas TNI dengan Polri dan komponen Bangsa
lainnya harus menjadi tonggak dan benteng terakhir tegaknya merah putih di bumi
Indonesia. Dengan persatuan dan kesatuan yang utuh maka kedaulatan NKRI akan
senantiasa terjaga.
Sebelum
saya mengakhiri amanat ini, beberapa penekanan yang perlu saya sampaikan
sebagai pedoman bagi setiap Prajurit dan PNS TNI AD dalam mewujudkan tekad
pengabdian kita kepada Bangsa dan Negara, sebagai berikut , Pertama, pelihara
dan tingkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai wujud nyata dari
Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, sekaligus sebagai landasan moral dan etika
dalam pelaksanaan tugas. Kedua,
lestarikan nilai-nilai luhur perjuangan Bangsa yang diwariskan oleh para pahlawan
pendahulu kita dengan senantiasa bekerja keras dan bekerja nyata demi
kepentingan masyarakat, Bangsa dan Negara. Ketiga, tingkatkan terus kualitas
profesionalisme keprajuritan dengan senantiasa belajar, berlatih dan bekerja
keras agar mampu menjawab tuntutan tugas kedepan yang semakin dinamis dan
kompleks serta mampu mengawaki Alutsista modern yang kita miliki. Keempat,
amalkan secara nyata nilai-nilai setiap butir Delapan Wajib TNI di tengah
kehidupan masyarakat. Jadilah Prajurit dan PNS yang santun, ramah, rendah hati
dan bermartabat. Hindari sikap arogan yang hanya mau menang sendiri. Kelima,
minimalisir berbagai potensi konflik yang terjadi antara Prajurit TNI AD dengan
Polri dan masyarakat, agar capaian kinerja positif yang telah ditunjukkan
selama ini tidak tercoreng. Serta jangan terpengaruh dengan isu politik yang
berpotensi membiaskan komitmen pengabdian TNI AD kepada Negara dan Bangsa”.
(Pendim 0728/Wng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar