BABINSA
DESA NGADIREJO MENGIKUTI SHOLAT IDUL ADHA
BERSAMA WARGA
Wonogiri,(1/9/2017) pukul 06.15
s/d 07.00 bertempat di Lapangan Sepak Bola Desa Ngadirojo Kidul Kec. Ngadirojo
telah berlangsung sholat Idul Adha yang dipimpin oleh Imam H Abdul Latif S.Ag dengan
mengusung tema "Keteladanan Nabi Ibrahim AS" yang dihadiri
jamaah kurang lebih 3000 orang.
Ceramah
yang disampaikan oleh H Abdul Latif S.Ag : Dipagi hari yg penuh barokah ini
kita berkumpul untuk melaksanakan sholat idul adha, baru saja kita laksanakan
rukuk dan sujud sebagai manifestasi perasaan taqwa kita kepada Allah SWT. Kita
agungkan namanya, kita gemakan takbir dan tahmid sebagai pernyataan dan
pengakuan atas keagungan Allah SWT. Takbir yang kita ucapkan bukanlah sekedar
gerakan bibir tanpa arti tetapi merupakan pengakuan dalam hati, menyentuh dan
menggetarkan relung-relung jiwa manusia yg beriman. Allah maha besar, Allah
maha agung tiada yang patut disembah kecuali Allah SWT.
Melalui
mimbar ini saya mengajak kepada diri saya sendiri dan juga kepada hadirin
sekalian marilah kita tundukkan kepala dan jiwa kita dihadapan Allah SWT yang
maha besar, camkan jauh-jauh sifat keangkuhan dan kecongkaan yang dapat
menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT. Sebab apapun kebesaran yang kita sandang
kita kecil dihadapan Allah SWT, betapun perkasanya kita masih lemah dihadapan
Allah yang maha kuat. Betapun hebatnya kekuasaan dan pengaruh kita tidak
berdaya dalam menggemgam Allah yang maha kuasa atas segala-galanya.
Hadirin
jamaah idul adha yang dimuliakan Allah, idul adha dikenal dengan sebutan
"hari raya haji, dimana kaum muslimin sedang menunaikan haji, yang utama,
yaitu wukuf di Arofah. Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak
berjahit yang disebut pakaian ihram, melambangkan persamaan aqidah dan pandangan
hidup, mempunyai tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang
kehidupan.
Disamping
idul adha dinamakan hari raya haji juga dinamakan idul qurban karena merupakan
hari raya yang menekankan pada arti berkorban. Kurban itu sendiri artinya dekat
sehingga kurban ialah menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT, diberikan kepada fuqoro' Wal masyakiin. Masalah pengorbanan, dalam
lebaran sejarah kita ingatkan pada beberapa peristiwa yg menimpa Nabiyullah
Ibrahim AS beserta keluarganya Ismail dan Siti Hajar. Ketika Nabi Ibrahim
diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Siti Hajar bersama nabi
Ismail putranya yang saat itu masih menyusu mereka ditempatkan disuatu lembah yang
tandus gersang tidak tumbuh sebatang pohonpun lembah itu sedemikian sunyi tidak
ada penghuni seorangpun. Nabi Ibrahim tidak tahu maksud sebenarnya dari wahyu
Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya yang masih baru itu
ditempatkan ditempat yang paling asing disebelah utara kurang kebih 1600 KM
dari negaranya Palestina. Nabi Ibrahim AS dan istrinya menerima perintah itu
dengan penuh ikhlas dan tawakal.
Idul
adha yang kita peringati sekarang ini dinamai juga idul nahr yang artinya
memotong kurban binatang ternak. Sejarahnya adalah bermula dari ujian
paling berat yang menimpa nabiyullah Ibrahim, disebabkan kesabaran dan
ketabahan ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan Allah SWT memberi
anugerah sebuah kehormatan Khalilullah yg artinya kekasih Allah. Allah SWT
menguji iman dan taqwa nabi ibrahim melalui mimpinya yang haq agar ia
mengorbankan putranya yang kala itu berusia 7 tahun, ismail yang elok rupawan
sehat yang lagi cekatan supaya dikorbankan dan disembelih sendiri dengan
menggunakan tangan sendiri. Pada saat Nabi Ibrahim akan menyembelih putranya
ismail Allah SWT mengganti dengan seekor domba, sebagai keikhlasan nabi ibrahim
dan nabi ismail Allah mencukupkan dengan penyembelihan kambing sebagai korban
sebagaimana diterangkan dalam Al Quran surat As Shaffat ayat 107-110.
Hikmah
yang dapat diambil dari pelaksanaan sholat idul adha ini adalah bahwa hakikat
manusia adalah sama, yang membedakan hanyalah taqwanya. Dan bagi yang
menunaikan ibadah haji pada waktu wukuf di arafah memberi gambaran bahwa kelak
manusia akan dikumpulkan di padang masyar untuk dimintai pertanggung jawaban.
Disamping
itu kesan atau i'tibar yang dapat diambil dari peristiwa tersebut adalah
hendaknya kita sebagai orang tua mempunyai upaya yang kuat
membentuk anak yang sholeh, menciptakan pribadi anak yang agamis, anak yang
berbakti kepada orang tua, lebih-lebih berbakti terhadap Allah SWT dan
Rosulnya. (Pendim 0728/Wng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar