Sponsor

Selamat Datang di KODIM 0728/Wonogiri.

Senin, 27 Februari 2017

Tabligh akbar dan Doa Bersama



DANDIM 0728/WONOGIRI HADIRI TABLIGH AKBAR

Minggu (26/2/17) pukul 19.30 sd 24.30 bertempat di Lingk Sembung Kec. Tirtomoyo telah dilaksanakan Tabligh Akbar, Dzikir dan Doa bersama, dengan tema" Untuk Keutuhan NKRI, Kedamaian dan Kesejahteraan Masyarakat Jami'al Alamin.

Hadir Dalam acara tersebut KH Romo  Syahrif Rahmat Padepokan Kalijaga (Jakarta), Dandim 0728/Wonogiri Letkol Inf Basuki Sepriadi, Wakapolres Wonogiri Kompol Wawan Purwanto,  Danramil 07/Tirtomoyo Kapten Inf Ismail dan Babinsa Koramil 07/Tirtomoyo, Anggota Polsek Tirtomoyo, dan Forkompincam Tirtomoyo.

 
Dalam acara tersebut Komandan Kodim 0728/Wonogiri Letkol Inf Basuki Sepriadi memberikan ceramah kebangsaan diantaranya  "Saya sedikit memberikan gambaran sekarang ini perkembangan negara kita sangat memprihatinkan penuh dengan cobaan, saat ini banyak dari negara lain menginginkan hasil dari dalam tanah kita baik itu minyak, gas,  batubara, emas, perak, tembaga dan masih banyak lagi sumber daya alam yang kita miliki,  bukan saat ini saja tetapi dimulai dari penjajahan nenek moyang kita dahulu.

Kalau kita waktu sekolah pernah mendengar bahwa Indonesia dijajah lebih kurang 350 th dan juga dijajah 3,5  tahun. Mereka datang ke Indonesia menjajah bermaksud untuk mengambil sumber daya alam  yang sangat melimpah ruah.

Negara Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam, dari jaman dahulu, mereka terus mengambil kekayaan Indonesia baik rempah-rempah ataupun SDA, hasil hutan dan masih banyak lagi diangkut semua dan mereka sampai sekarang masih menginginkan ini semua.

Kerajaan-kerajaan seperti Majapahit, Sriwijaya yang dulu berkembang besar bisa runtuh, dikarenakan rebutan kekuasaan, sejarah bangsa Indonesia sangat panjang dan butuh 350 tahun kita untuk merdeka, dan penjajah mengusai Indonesia tidak secara langsung mulai dari perdagangan lama- lama menguasai perekonomian, setelah sekian lama mereka menguasai dengan cara ambil paksa dengan cara menjajah bangsa kita.

Kita bisa bersatu padu mulai tahun 1908, waktu itu berdiri Budi Utomo dan tahun 1928 pemuda-pemuda Indonesia bersatu dan menyatakan satu bahasa, bahasa Indonesia, satu bangsa Bangsa Indonesia ada yong java, selebes yong maluku, yong sumatra, yong Ambon dan masih banyak lagi bersatu di jawa mencetuskan kita harus merdeka.

Kita sebagai warga negara mempunyai kewajiban untuk bela negara, melalui profesinya masing- masing, maka pertahanan dan keamanan Indonesia dilaksanakan secara semesta yaitu guyup atau bersama sama serta bekerja sama antara Tentara, Polisi dan masyarakat dalam mempertahankan bangsa Indonesia, jangan sampai terulang lagi seperti jaman dahulu, supaya kita terpisah-pisah seperti orang sumatra sendiri, jawa sendiri, Irian Jaya sendiri, apa harus kita pakai visa atau paspor untuk menjenguk saudara kita dilain daerah. Bagaimana caranya kita harus bekerja berbuat, bertindak, sebagai warga negara menjaga keutuhan negara kita.

Dahulu sebelum terbentuknya Negara Republik Indonesia pada tahun 1945, para pemimpin menyusun suatu dasar negara yaitu Pancasila yang diresmikan pada 1 Juni 1945 yaitu sebagai dasar negara,  kenapa Pancasila diawali dengan Ketuhanan yang Maha Esa, karena bangsa Indonesia percaya karena Tuhan itu hanya ada satu dan yang menjalankan agama dengan keyakinannya masing-masing. Kalau orang sudah menjalankan agamanya dengan benar, maka dia akan mempunyai perilaku yang berkeadilan, saling toleransi, tidak saling menyalahkan. Kewajiban kita didalam Undang- Undang sudah jelas sebagai warga negara Indonesia wajib melaksanakan bela negara.
 
Perkembangan di negara kita dengan adanya teknologi banyak orang yang mudah percaya dengan berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan terutama melalui media sosial (Medsos), kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi tidak terlepas dengan kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita tidak sengaja karena ingin dilihat ngobrol digroup akhirnya berita yang tidak jelas dengan kebenarannya kita menanggapinya benar, ini yang perlu kita waspadai  dengan adanya isu-isu negatif yang berkembang saat ini. Inilah isu-isu yang dibuat oleh kelompok dan negara tertentu yang ingin menguasai kekayaan bangsa Indonesia,  menggunakan adu domba untuk melemahkan bangsa Indonesia. Seperti satu tahun yang lalu muncul isu-isu tentang komunis, yang jelas dalam Tap MPRS no 25 tahun 1966, paham ini tidak boleh dikembangkan atau berkembang, tidak boleh dipelajari, dan tidak boleh disebarkan, sampai sekarang tap MPRS tersebut belum dicabut.

Berita yang baru lagi masalah terorisme  yang dianggapnya Indonesia adalah sarang teroris sehingga negara lain tertuju kepada Indonesia dan menganggap Indonesia adalah sarang teroris, kita sebagai umat muslim tidak mau dicap sebagai teroris kita harus menunjukkan sikap dengan didasari Dasar Negara, Undang-undang maka kita tidak akan dicap sebagai sarang teroris.

Narkoba adalah senjata untuk melemahkan generasi kita agar tidak memahami bagaimana hidup berbangsa dan bernegara. Ini yang perlu kita jaga, dengan peran bapak ibu sekalian, guru, ulama agar mengingatkan kepada generasi penerus bangsa, anak cucu kita agar jangan mudah terpengaruh dengan yang namanya narkoba, itulah pelemahan-pelemahan yang terjadi dinegara kita saat ini dan harus betul-betul kita ingatkan kepada anak cucu atau generasi kita kelak.

Media sosial adalah yang lebih parah dari narkoba, media sosial adalah sarana yang paling mudah untuk memberikan Informasi, provokasi untuk membuat pikiran seseorang untuk berbuat negatif, oleh karena itu kita harus menjaga generasi kita supaya bijaksana dalam menggunakan media sosial, karena didalam media sosial dengan cepat dapat mengakses situs pornografi dan berita-berita negatif. Untuk semua itu pentingnya kita menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia, kita harus bisa menyikapi dengan adanya isu-isu seperti sara, Idologi menyimpang, Narkotika, terorisme, dan semua ini merupakan tantangan kita kedepan, musuh kita bersama dan pertempuran kita ini tidak sama dengan nenek moyang kita dengan menggunakan bambu runcing, parang, tombak, panah, tetapi sekarang kita harus menggunakan akal pikiran kita, hati nurani kita dalam menyikapi suatu permasalahan yang ada di lapangan, kita jaga negara kesatuan republik Indonesia ini agar tetap utuh supaya di teruskan oleh anak cucu kita kelak.

Acara dilanjutkan dengan ceramah dan doa bersama oleh KH Syarif Rahmat. (Pendim 0728/Wng)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar