KUNJUNGAN
ULAMA DI KODIM 0728/WONOGIRI
Secara
etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab:
salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya
menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT: “Bahkan,
barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan,
maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112). Dari kata aslama itulah
terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang
memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada
ajaran-Nya. Dalam pengertian religius, pengertian Islam adalah
"penyerahan diri kepada kehendak Tuhan dan ketundukkan atas
hukum-Nya" (Submission to the Will of God and obedience to His Law).
Hubungan antara pengertian asli dan pengertian religius dari
kata Islam adalah erat dan jelas. Hanya melalui penyerahan diri kepada kehendak
Allah SWT dan ketundukkan atas hukum-Nya, maka seseorang dapat mencapai kedamaian
sejati dan menikmati kesucian abadi.
Secara
terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan, Islam adalah agama wahyu
berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia,
di manapun dan kapanpun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia.
Demikian sedikit
cuplikan dari obrolan para ulama yang sedang bertatap muka dengan Komandan
Kodim 0728/Wonogiri Letkol Inf Basuki Sepriadi pada Jum’at (16/4) dalam rangka
silaturrahmi sekaligus menyampaikan kepada Dandim terkait rencana penyelenggaraan
Tabligh akbar dimasjid agung At-Taqwa Wonogiri yang akan dilaksanakan beberapa waktu
yang akan datang. Rombongan ulama yang terdiri atas: KH. Agus Zakaria dari Kec.
Tirtomoyo, KH. Sarjono dari Kec. Ngadirojo, KH. Muchid pimpinan Ponpes
Purwantoro, KH. Abdurohman Pimpinan Ponpes Jatisrono, ustad Jumadi dari Desa
Sendang Kec. Wonogiri dan ustad Widodo dari Kel. Purwosari Kec. Wonogiri,
adalah mewakili panitia Tabligh akbar.
Dalam obrolan
hangat tersebut, Dandim menyampaikan, bahwa kepemimpinan Islam pada dasarnya
menyatukan ulama dan umara, keduanya menjadi pemimpin dan pembimbing umat
kepada kebaikan. Islam hadir dengan seorang pemimpin agama dan pemimpin negara
pada diri satu orang, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Karenanya,
sangat tidak benar apabila saat ini masih ada ulama yang tidak mau duduk
bersama, berkomunikasi dan memecahkan segala persoalan bangsa bersama para
umaro, bahkan beranggapan umaro/pemerintah menjadi musuhnya. Selanjutnya Dandim
berpesan kepada para ulama yang hadir dalam silaturrahmi, agar menyampaikan
kepada para muslimin/muslimat di lingkungannya masing-masing untuk tetap
menjaga dan meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah, sehingga NKRI
yang dengan susah payah didirikan oleh pendahulu kita (the founding father)
tetap berdiri tegak, akhirnya cita-cita bangsa Indonesia menuju terciptanya
masyarakat yang Baldatun
Thoyyibatun Warobbun Ghofur atau dalam bahasa jawa negeri
yang gemah ripah loh jinawi
toto tentrem kerto raharjo dapat tercapai. Masih permintaan
Dandim kepada para Kyai, agar bersama-sama dengan pemerintah atau Kodim
0728/Wonogiri untuk bersama-sama mengingatkan kepada sebagian masyarakat kita
yang masih tergoda dengan aliran-aliran Islam radikal, untuk diajak kembali ke
ajaran Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan,
tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. (Pendim 0728/Wi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar